KEGIATAN

Dosen, PLP dan Mahasiswa FTIK Ikuti Trainning Alat Uji DNA

                Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menerima pengadaan laboratorium baru, laboratorium DNA Molekuler yang juga dioperasikan sebagai laboratorium uji halal, Pusat Halal UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pengadaan peralatan laboratorium selalu disertai dengan kegiatan training alat. Kegiatan training alat-alat uji DNA laboratorium FTIK dilaksanakan selama dua hari yakni pada 28 – 29 September 2022. Trainer dalam kegiatan ini adalah Marelda Ariyadhiny, S.Si. yang berasal dari PT GeneCrafts Labs yang juga merupakan supplier dalam pengadaan peralatan laboratorium DNA.

                Kegiatan training hari pertama adalah penyampaian materi tentang prosedur-prosedur uji DNA mulai dari ekstraksi DNA dari bahan pangan hingga diperoleh pita-pita DNA yang akan dilaksanakan pada kegiatan training hari kedua. Selanjutnya secara demonstrasi trainer menunjukkan perlatan-perlatan yang akan digunakan beserta fungsi dan cara mengoperasikannya. Peralatan-peralatan tersebut diantaranya adalah water bath, vortex, rotator, nanophotometer, thermal cycler PCR, elektrophoresis, dan gel documentation.

                  Kegiatan training hari kedua adalah mempraktikkan materi yang telah disampaikan trainer pada hari pertama. Training alat uji DNA ini mengambil topik uji kandungan DNA babi pada bahan pangan. Bahan pangan yang digunakan diantaranya adalah es krim, berbagai merk sosis siap makan, serta kornet daging babi. Kegiatan pertama yang dilakukan oleh peserta training baik dari unsur dosen, laboran, dan mahasiswa adalah ekstraksi DNA. Tujuan dari ekstraksi DNA yakni untuk memperoleh DNA yang akan digunakan sebagai template pada proses PCR. Bahan makanan yang hendak diuji dihancurkan dan diberi perlakuan sesuai dengan Standar Opersasional Prosedur (SOP) ekstraksi DNA dari bahan pangan/ pakan, sehingga diperoleh DNA yang diharapkan.

                  Tahap kedua setelah DNA yang diharapkan telah didapatkan yakni proses PCR. Proses PCR ini memerlukan waktu beberapa jam, sehingga pada saat yang bersamaan peserta training dapat menyiapkan perlengkapan untuk tahap berikutnya yakni pembuatan agarosa. Setelah agarosa mengeras dan PCR telah selesai running, proses berikutnya yakni separasi DNA hasil PCR konvensional menggunakan elektroforesis dapat dilakukan. Proses ini dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada hingga proses elektroforesis selesai. Proses elektroforesis yang telah selesai hasilnya dapat divisualisasikan menggunakan gel documentation. (Diana – Pengelola Laboratorium FTIK)